Cara Kerja Fire Alarm Konvensional: Sistem, Komponen, dan Kelebihannya
Cara Kerja Fire Alarm Konvensional - Salah satu sistem keamanan kebakaran yang paling banyak digunakan di gedung-gedung kecil hingga menengah adalah fire alarm konvensional atau fire alarm conventional system. Meskipun saat ini sudah ada sistem yang lebih canggih seperti fire alarm addressable, namun sistem konvensional masih menjadi pilihan karena biaya instalasi lebih murah dan perawatannya sederhana.
Pada artikel ini kita akan membahas cara kerja fire alarm konvensional, mulai dari prinsip kerja, pengelompokan zona, alur sinyal, hingga komponen yang digunakan. Penjelasannya disusun dengan bahasa sederhana agar mudah dipahami teknisi lapangan maupun pengguna awam.
Apa Itu Fire Alarm Konvensional?
Fire alarm konvensional adalah sistem pendeteksi kebakaran yang bekerja berdasarkan pengelompokan zona. Artinya, beberapa detector seperti smoke detector atau heat detector digabungkan dalam satu area atau zona, lalu disambungkan menuju panel control.
Setiap zona memiliki kabel tersendiri menuju panel fire alarm, sehingga jumlah kabel yang masuk ke panel control sama dengan jumlah zona yang terpasang.
Cara Kerja Fire Alarm Konvensional
Secara sederhana, alur kerja fire alarm konvensional adalah sebagai berikut:
- Detector mendeteksi asap atau panas di area tertentu.
- Detector mengirimkan sinyal input ke panel kontrol fire alarm.
- Panel kontrol akan mengaktifkan output berupa alarm bell, sirine, atau horn strobe.
- Operator hanya mengetahui zona mana yang aktif, bukan titik lokasi pasti.
Jadi, ketika terjadi kebakaran, sistem fire alarm konvensional hanya memberi tahu area atau zona yang terdampak, tanpa menunjukkan titik api secara detail seperti sistem addressable.
Komponen Fire Alarm Konvensional
Agar lebih jelas, berikut komponen utama yang digunakan pada fire alarm konvensional:
Panel Fire Alarm
Otak sistem yang menerima sinyal dari detector dan mengaktifkan alarm
Smoke Detector
Mendeteksi asap kebakaran
Heat Detector
Mendeteksi kenaikan suhu ekstrem
Manual Call Point (MCP)
Tombol darurat untuk mengaktifkan alarm secara manual
Alarm Bell / Sirine / Horn Strobe
Mengeluarkan suara dan visual peringatan
Kabel Fire Resistant
Menghubungkan detector ke panel
Kelebihan dan Kekurangan Fire Alarm Konvensional
Kelebihan:
- Biaya instalasi lebih murah
- Mudah dipasang dan dirawat
- Cocok untuk gedung kecil dan menengah
Kekurangan:
- Tidak bisa mengetahui titik api secara spesifik
- Membutuhkan banyak kabel jika zona terlalu banyak
- Kurang efisien untuk gedung besar
Kesimpulan
Sistem fire alarm konvensional bekerja berdasarkan pembagian zona, di mana setiap zona terdiri dari beberapa detector yang disambungkan langsung ke panel kontrol. Ketika ada asap atau panas terdeteksi, panel fire alarm akan mengaktifkan alarm bell atau horn strobe untuk memperingatkan penghuni gedung.
Meskipun tidak mampu menunjukkan titik kebakaran secara detail, fire alarm konvensional tetap menjadi pilihan terbaik untuk instalasi dengan anggaran terbatas dan skala bangunan kecil hingga menengah.